ArjunaEvent.com kali ini merangkul sebuah peristiwa yang sangat penting dalam jadwal kebudayaan dan pembangunan manusia, dengan kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia, yang merupakan bagian dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Pertemuan puncak ini diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini dipimpin oleh Deputi Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Sensor Keagamaan PMK Kemenko Guru Warsito. Dewan Pejabat Tinggi Pilar Sosial Budaya ASEAN, juga dikenal sebagai Komite Pejabat Purnawirawan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (SOCA), mengadakan sesi penting pada Selasa, 28 Februari 2023.
Dalam pertemuan ini, para pemimpin SOCA secara mendalam membahas prioritas dan hasil utama yang akan dicapai dalam pilar sosial budaya ASEAN, yang juga dikenal sebagai ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC), sepanjang masa jabatan mereka. Presiden Indonesia turut hadir dan membuka acara dengan pidato berjudul “Masalah ASEAN: Jantung Pertumbuhan”.
Assoc. Warsito, dalam sambutannya, menyoroti pentingnya peran ASEAN dalam menjaga relevansi dan sentralitasnya dalam konteks regional dan global. Dia juga menekankan perlunya ASEAN memimpin dalam menjaga stabilitas kawasan dan mengembangkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan di wilayah Indo-Pasifik dan sekitarnya.
Sebagai titik fokus utama, Assoc. Warsito merinci prioritas dan hasil utama dalam pilar sosial budaya ASEAN selama tahun 2023. Dalam konteks kesehatan, ia menegaskan pentingnya peran pilar sosial budaya ASEAN dalam memperkuat kerangka kerja kesehatan di kawasan dengan mengadopsi pendekatan One Health. Selain itu, ia juga mendorong percepatan pembangunan pedesaan melalui pembentukan jaringan desa untuk saling berbagi pengetahuan dan peluang kerjasama di seluruh ASEAN.
Dalam konteks lingkungan, konservasi keanekaragaman hayati dan upaya mitigasi perubahan iklim menjadi fokus penting bagi pilar sosial budaya ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia. Negara ini tengah mendorong peningkatan kapasitas regional dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mengimplementasikan Kesepakatan ASEAN tentang Pencemaran Kabut Asap Lintas Batas untuk mengatasi permasalahan asap lintas batas.
Tidak hanya itu, perlindungan pekerja migran ASEAN dan pengembangan keterampilan mereka juga menjadi bagian penting dalam prioritas pilar sosial budaya ASEAN. Ada penekanan khusus pada perlindungan hak-hak pekerja migran dalam situasi krisis, serta peningkatan kapasitas pekerja migran di sektor awak kapal penangkap ikan. Selain itu, Indonesia berupaya untuk mengatasi kebutuhan tenaga kerja masa depan melalui pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan.
“Prioritas lain Indonesia di tahun 2023 adalah pembangunan inklusif bagi penyandang disabilitas, untuk memastikan hak-hak mereka dalam pembangunan melalui implementasi Rencana Induk Pemberdayaan ASEAN 2025 dan memperkuat kolaborasi dengan mitra ASEAN,” ujar Bapak Warsito.
Pada kesempatan yang sama, Profesor Warsito juga mengucapkan terima kasih atas partisipasi Direktur Jenderal Kementerian Solidaritas dan Inklusi Timor Leste, Florençio Pina Dias Gonzaga, yang hadir sebagai pengamat dalam pertemuan. Dalam rangka membantu Timor-Leste dalam mempersiapkan keanggotaannya di ASEAN, para pemimpin SOCA menyambut baik usulan dari Kelompok Kerja Dewan Koordinasi ASEAN untuk Timor-Leste (ACCWG-TL) untuk menyerahkan laporan hasil misi pencarian fakta (FFM) terkait Timor-Leste.
Acara ini menjadi tonggak bersejarah dalam upaya ASEAN untuk memperkuat integrasi sosial budaya dan kerja sama di kawasan. Dengan dukungan penuh dari para pemimpin SOCA dan Kementerian Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia, pilar sosial budaya ASEAN diharapkan dapat terus menjadi penggerak utama kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh kawasan ASEAN.
Leave A Comment